Pernahkah kita sadari, hidup yang selalu berputar seakan membawa kita untuk ikut berputar juga. Adakalanya kita merasakan betapa tentramnya ketika berada di atas. Seakan apapun yang kita inginkan tersedia di sekeliling kita, atau jika tidak pun bukan hal yang sulit pula bagi kita untuk mendapatkannya. Sedangkan ketika kita berada di bawah, bahkan hal yang sepertinya sepele pun sulit untuk kita wujudkan. Beberapa orang mungkin akan terus berusaha dan terus melakukan yang terbaik demi apa yang diinginkannya. Namun tak sedikit pula orang yang berputus asa, mengharapkan dan mengandalkan orang lain, bahkan yang lebih buruk ia akan berubah menjadi pribadi yang jahat, menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.
Itulah roda kehidupan. Setiap makhluk yang ada di dunia ini pasti merasakannya. Karena di dunia ini tak ada yang abadi. Bahkan sebuah benda mati pun turut merasakan keajaiban roda kehidupan ini. Suatu saat ia mengalami suatu fase dimana ia ditempa, diberikan perlakuan yang terkadang terlihat menyakitkan, untuk dapat menjadi suatu benda yang bermanfaat. Tumbuhan dan hewan juga perlu melewati suatu fase sebelum ia tumbuh menjadi suatu bagian dari mahakarya alam. Terkadang dalam fase tersebut mengharuskan mereka saling bersaing untuk dapat mempertahankan hidupnya. Namun tak jarang pula mereka saling bahu-membahu untuk saling menguatkan dan memberi manfaat satu sama lain.
Begitu pula yang terjadi pada manusia. Atas kehendak Allah swt hanya satu dari jutaan sperma yang mampu menembus sel telur. Dan terciptalah kita di dunia ini. Dapatkah kita bayangkan jika kita menjadi satu dari jutaan sperma yang gagal dan mati sebelum berhasil mencapai sel telur? Tentu kita tidak akan pernah mengenal dunia. Tidak melihat pelangi yang tercipta dari hasil perpaduan warna yang indah. Tidak melihat kerlap-kerlip bintang yang hadir dengan riang menemani kita di malam hari. Kita tidak akan mengenal orangtua, yaitu ayah dan ibu kita, yang selalu menghujani kita dengan kasih sayang, bahkan sejak sebelum kita dilahirkan, sampai kelak mautlah yang akan memisahkannya. Kerabat, saudara, sahabat, teman-teman, bahkan musuh kita, kita tidak akan pernah mengenalnya. Tiada yang pantas kita ucapkan dari anugerah yang sangat terindah yang diberikan Allah swt kepada kita, hamba yang dicintainya, selain kalimat syukur. Segala rahmat, nikmat, dan kasih sayang senantiasa Allah swt limpahkan kepada kita. Dia tidak pernah memperhitungkan apapun yang diberikan-Nya kepada kita. Dia tidak pernah melewatkan apapun yang kita kerjakan, baik itu sesuatu yang baik atau buruk. Ketika kita melakukan suatu amal kebaikan, Dia tidak segan untuk memberikan pahala berlipat ganda sebagai imbalannya. Ketika kita melakukan suatu keburukan, Dia pun tak segan memberikan balasan. Janganlah dulu berprasangka buruk. Balasan yang Dia berikan semata-mata untuk menunjukkan kasih sayang-Nya kepada kita, dengan menyelamatkan kita dari hal-hal buruk.
Mungkin tanpa kita sadari, kita terlalu banyak mengeluh. Keadaan apapun tampak salah di mata kita, walaupun sebenarnya tidak demikian. Apapun yang terjadi di dunia ini, tidak lain merupakan kehendak Allah swt. Dibalik suatu peristiwa pasti ada sebuah hikmah yang dapat kita petik dan kita pelajari. Terkadang nalar manusia sulit untuk menangkap hikmah dari skenario indah yang Allah buat. Namun, percayalah, apapun yang terjadi, itu pasti yang terbaik buat kita. Ada satu kisah yang pernah saya baca dari sebuah buku. Dalam kisah tersebut, ada sebuah keluarga yang hidup sederhana. Allah memberikan ujian kepada mereka melalui berbagai peristiwa. Yang menarik minat saya adalah ada sebuah kalimat yang disebutkan berulang kali, yaitu "kami tidak tahu ini rahmat atau musibah, kami hanya berprasangka baik kepada Allah". Subhanallah..dengan berpegang teguh terhadap prinsip tersebut, di akhir cerita mereka memperoleh kebahagiaan yang tidak terkira sebelumnya.
Memang tidak mudah menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Namun tidak ada salahnya jika mulai saat ini kita mencoba untuk belajar sedikit demi sedikit, mengucap sepotong kalimat syukur atas apa yang Allah berikan kepada kita.
(bersambung.. ^^ )
Mungkin tanpa kita sadari, kita terlalu banyak mengeluh. Keadaan apapun tampak salah di mata kita, walaupun sebenarnya tidak demikian. Apapun yang terjadi di dunia ini, tidak lain merupakan kehendak Allah swt. Dibalik suatu peristiwa pasti ada sebuah hikmah yang dapat kita petik dan kita pelajari. Terkadang nalar manusia sulit untuk menangkap hikmah dari skenario indah yang Allah buat. Namun, percayalah, apapun yang terjadi, itu pasti yang terbaik buat kita. Ada satu kisah yang pernah saya baca dari sebuah buku. Dalam kisah tersebut, ada sebuah keluarga yang hidup sederhana. Allah memberikan ujian kepada mereka melalui berbagai peristiwa. Yang menarik minat saya adalah ada sebuah kalimat yang disebutkan berulang kali, yaitu "kami tidak tahu ini rahmat atau musibah, kami hanya berprasangka baik kepada Allah". Subhanallah..dengan berpegang teguh terhadap prinsip tersebut, di akhir cerita mereka memperoleh kebahagiaan yang tidak terkira sebelumnya.
Memang tidak mudah menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Namun tidak ada salahnya jika mulai saat ini kita mencoba untuk belajar sedikit demi sedikit, mengucap sepotong kalimat syukur atas apa yang Allah berikan kepada kita.
(bersambung.. ^^ )
nice, Din^^
BalasHapusterus bersyukur =)
yup..lg latihan nulis yg agak berbobot dan baku..
BalasHapuskata papi ga boleh ngeluh, harus bersyukur ^^