Sabtu, 19 Juli 2014

#dearyou



Adalah bahumu..
Tempat ternyaman ketiga dalam hidupku..
Untukku meletakkan lelah,
Setelah sujudku dan rengkuhan ibu..

Adalah bahumu..
Dimana aku merasa aman
Dari sengat dunia yang mengerikan
Dari kehidupan yang menjemukan..

Adalah bahumu..
Dimana aku ingin hentikan waktu
Untuk sesaat atau selamanya
Tak ingin berlalu begitu saja..

Adalah bahumu..
Yang selalu ada di sisiku
Tanpa aku mengerti apa yang ada dalam pikiranmu
Kala ku bersandar di sisimu..

Selasa, 15 Juli 2014

Be Strong, My Sunshine..


Dear my sunshine..
if i can't be a pen to write your happiness,
can i at least be an eraser to erase your sadness..?
 
Mentariku..
Adalah pagi yang mendung tanpa senyummu. Aku bukanlah cenayang yang mampu membaca pikiranmu. Dan aku bukanlah orang terdekat yang tahu segalanya tentangmu. Namun cukup bagiku membaca sorot tajam matamu untuk turut merasakannya. Ya, pagi ini sorot mata itu kehilangan sinarnya. Ya, pagi ini tak kulihat senyum merekah di bibirnya. Ada apa?

Mentariku..
Sepenggal kata-katamu hadir di ponselku. Ya, di situlah tempat aku mencari tahu kabar tentangmu. Aku berharap setiap saat, setiap detik, kau bersedia membagi apa yang kau rasa. Seperti pagi ini. Tiga kata yang cukup membuatku pahami, mengapa sinarmu ditelan bumi.

Mentariku..
Aku mungkin tak cukup akrab dengan rasa kehilangan. Bahagiaku sungguh sempurna dengan adanya mereka. Ayah, ibu, dan adik tercinta. Hidupku lengkap karenanya. Meski kini jauh dari sisi, masih bisa kurasakan hangatnya suasana di sana.

Lalu..bagaimana denganmu, Mentariku..?
Sungguh pahit pastinya hidup tanpa rengkuhan kasih seorang ibu. Manusia yang sedari awal kau diciptakan selalu bersamamu dan menyayangimu. Dengan semurni-murninya cinta, dengan setulus-tulusnya kasih sayang. Tujuh tahun tanpanya, tentu bukan hal yang mudah. Aku tak bisa menerka, sudah sedalam mana jelaga kesedihanmu. Aku pun tak dapat mengukur, sudah sebesar apa ketegaran yang kau bangun.

Mentariku..
Aku bukanlah siapa-siapamu. Aku pun tak memiliki sesuatu untuk menghapus dukamu.
Aku hanya 'dipinjami' tubuh ini dari Yang Maha Memiliki.
Sepasang mata ini..yang kuharap mampu meneduhkanmu kala kau tatap.
Sepasang telinga ini..yang akan selalu siap mendengar segala keluh kesah, sedih, bahagiamu.
Mulut ini..yang senantiasa menyebut namamu dalam do'a.
Bahu ini..yang siap kau sandarkan kala dunia membuatmu lelah.
Tangan ini..yang akan selalu menguatkanmu, menggenggammu, dan meluruhkan egomu.
Jantung ini..yang selalu saja berdebar karna kehadiranmu.
Hati ini..yang turut merasa perih ketika kau sedih.
Kaki ini..yang akan menemanimu melangkah, bersama meraih impian.
Dan cinta ini..yang akan merekah kala kau bahagia, ikut hancur kala kau terhempas, menyejukkanmu dan pula menghangatkanmu, bertahan meski panas terik-hujan badai.
Ya..hanya ini yang kupunya.

Tersenyumlah, Mentariku..
Kuatkanlah, dirimu. Aku tahu kau mampu.
Esok adalah hari bahagiamu. Bertambah satu tahun umurmu. Bertambah dewasalah pula dirimu.
Jadikan getir ini sebagai pijakan, kekuatan bagimu untuk menapaki masa depan. Semakin kuat pondasi yang kau bangun hari ini, semakin menjadi tegar pribadimu nanti.

Be strong, my sunshine..
Just like a rainbow after the rain,

A good thing will always happen after you experience pain..