Rasanya ingin sekali menghela nafas panjang, meskipun setelahnya masalah itu tetap ada. Yah..aku tahu masalah ini sebenarnya bukan hal yang pelik, dan ini bukan pertama kalinya. Namun justru itu, karna bisa dibilang hal seperti ini sudah menimpaku beberapa kali, sehingga aku jenuh...sangat jenuh.
Ketika hati ini kupercayakan kepadamu, aku tahu aku salah. Namun entah bagaimana aku tak bisa menolaknya. Hingga seketika kau runtuhkan segalanya, dan aku pun pergi bersama serpihannya. Aku memilih tuk pergi sejauh mungkin, meski itu bisa dibilang tidak mungkin. Karna faktanya kamu masih saja berseliweran di sekelilingku, tidak hanya di mata, tapi juga di hati dan pikiranku.
Sampai suatu ketika, aku dapat mengurangi bebanku karna kau tak lagi ada di hati dan pikiranku. Kau tahu rasanya? Senang! Bebas! Terlepas dari sesuatu yang mengikatku secara tidak wajar. Aku kembali dapat menapakkan kakiku dengan mantap, menyangga hatiku dengan kuat, dan aku yakin tak sedikitpun akan goyah.
Dan..roda waktu terus berputar. Aku kembali merasa keteguhanku sedikit tergoyahkan. Entah bagaimana seseorang seperti dia bisa mampir dan menggenggam hatiku, bahkan seakan mulai bermain dengannya. Aku ingin menghadapinya biasa saja. Aku tlah mengenalnya cukup lama, sedikit tahu bagaimana tabiatnya, bahkan cukup tahu untuk tidak menggeser batas pertemanan kita. Sempat aku merasa bodoh. Entah malaikat atau setan mana yang membisikkan, "mungkin kau bisa membuatnya menjadi lebih baik jika bersamamu..". Sempat aku mendengarkan bisikan itu. Sempat aku merasa kembali goyah. Bahkan mungkin hingga kini masih tersisa lirih bisikan itu di telinga dan pikiranku. Namun, aku tak mau terlalu bodoh untuk meletakkannya di hatiku.
Dan ketika ada percikan rasa lain yang menyentuhku dengan lembut, tak jarang aku tersenyum bahkan hanya karna hal-hal kecil yang mungkin tak sengaja kau lontarkan. Hal-hal sederhana yang mungkin tak penting bagi orang lain, ternyata sanggup untuk membuat kita tertawa bersama. Hal-hal yang sepertinya biasa, entah bagaimana bisa menjadi manis dan menggelikan. Semua terasa menyenangkan.
Tapi aku ingat satu hal. Aku tak mau kembali terhanyut, tergoyahkan, bila pada akhirnya semua hanya menuju ke kehancuran. Aku berharap kau pun mengerti itu. Karna kau yang memulainya, aku berharap kau mengakhirinya dengan cukup bijaksana. Dan jika kau juga masih dalam kegoyahan, cukuplah Dia yang mengatur kemana hatimu dan hatiku akan berlabuh... :)
Ya ampuun daalem banget dah tulisan ini.. biasanya gue gak ngerti sama tulisan-tulisan semacam ini. Kali ini gue ngerti!!
BalasHapus"Aku cukup tau untuk tidak menggeser batas pertemanan kita".. baguss kalimatnya, boleh kujadiin status di fb ya, hahaah.
hihi..dalem ya, nov?
BalasHapusmungkin karna pengalaman pribadi..
sipp, silahkeun :)