Senin, 21 Januari 2019

Do'a Ibu, Resolusi Tahun Baruku.. #wishcometrue #part2

Gimana.. lanjut nih ya di part 2?
Belum pada bosen kan ya..

Aku masih ga nyangka, bisa benar-benar pergi ke sana. Pada saat story itu dibuat, sama sekali belum ada rencana. Sekedar nulis do'a dan kepengenannya Ibu. Qadarullah do'a itulah yang didengar Allah, dan diwujudkan tepat di akhir tahun 2018. Allahuakbar...

Ya, Ibu waktu itu bilang, "udah ya, dini tahun ini ga usah pergi main-main dulu ke luar negeri, uangnya ditabung aja, siapa tau kita bisa pergi Umroh sekeluarga". Aku sekedar mengiyakan. Dalam hati terbayang mana cukup uangnya, tabungan belum seberapa. Keinginan itu sih ada, namun rasanya harapan masih jauuuh banget.

Seiring berjalannya waktu, hari berganti hari. There was so many ups n down di 2018 ini. Ujian demi ujian silih berganti. Bangkit, lalu terpuruk lagi. Bisa jadi di tahun ini lah semua titik balik itu bermula. Dan terasa banget, 2019 ini my priority, my cry, n happiness, it was totally changed. Mungkin perjalanan itu jadi salah satu pointnya.

Sejujurnya, semenjak percakapan awal tahun itu hingga kepulanganku di hari raya idul fitri, ga ada sama sekali pembicaraan ke arah situ. Karna memang bukan hal yang mudah untuk kami mewujudkannya. Makanya aku kaget pas mudik lebaran Ibu bilang mantep mau jadi pergi. Wih dapet rejeki nomplok dari mana nih Ibu?

Actually, aku agak sedikit khawatir. Kalau Ibu sama Bapak aja yang pergi, nanti yang jagain mereka siapa? Imam juga ga bisa ikut karna ada deadline proyek. Sementara aku, waduh, ngitung-ngitung saldo kok kayaknya mepet ya. Belum lagi itu akhir tahun. Apa bakal dibolehin cuti, secara bendahara bakal cuti lahiran dari desember. Bendahara gantinya siapa, yang ngurus tutup buku akhir tahun siapa. Di sisi lain, aku pengen banget ikut. Apalagi membayangkan kalau ga ikut trus akhir tahun mau kemana? Fix sepanjang perjalanan mudik aku berpikir keras tentang ini.

Sampai pada waktunya abis mudik, packing mau balik lagi ke rantau, akhirnya aku memutuskan untuk ikut. Ya, keputusan yang masih agak ngambang sebenarnya. Nekad sih, but yeah, i was decided to go.

Sepanjang perjalanan ngeyakinin diri. Udah, InsyaAllah cukup, InsyaAllah ada rejekinya nanti, InsyaAllah diijinin, InsyaAllah ada jalan. Terus dan terus. Sambil ngelist what should've done before i go. Terutama deadline desember dan anggaran akhir tahun ini sih yang harus dipersiapkan banget. InsyaAllah bisa. InsyaAllah selesai. Bismillah..

Setibanya di rantau, first thing yang aku pikirin, gimana caranya minta cuti. Baru pulang cuti, udah ngadep minta cuti lagi, mau ditaruh dimana ini muka? Beberapa hari persiapan mental, hingga...tok tok tok, "Permisi Pak..".

Owh man...keringet dingin di dalam tadi. Agak berat rupanya untuk mengiyakan. Meski akhirnya di acc juga. Baiklah, set time schedule, i have to do my best.

Perjuangan lagi dengan segala ARC dan persiapan HSN, lalu pemetaan. Bener-bener pas udah lelah itu langsung mengingatkan diri, semua akan terbayar nanti, din, InsyaAllah. Menyempatkan pulang di sela-sela kehectican buat ngurus suntik meningitis dan persiapan-persiapan. Bukannya apa, aku lemah dalam hal suntik menyuntik. Dan bener aja, untung suntiknya bareng ortu di deket rumah, jadi pas mau pingsan ada yang mapah. Coba kalo nekad suntik sendiri di Padang, kayak apa hebohnya orang di sana kan.

Persiapan itu dari sekitar bulan Juli, daftar sekaligus setoran pertama. Oh ya nama travelnya yang mengurus perjalanan itu AliaGo. Ustad dekat rumah di bekasi itu yang langsung jadi salah satu pembimbingnya di sana. Jadi alhamdulillah banget, semua urusan dibantu sama beliau.

Yang pertama diurus itu passport. Karena sudah ada dan masih aktif, jadi cuma perlu mengurus penambahan suku kata di nama. Yup, as we know, kalau untuk pergi Haji/Umroh, nama di passport harus 3 suku kata, jadi namaku ditambahin nama Bapak. Biayanya berapa? Maaf aku ga tau, itu sudah diurus langsung sama Ustadnya sekalian pas Ibu Bapak buat passport. Kalau Ibu Bapak, karena bikin baru, jadi harus mengikuti prosedur pembuatan passport baru. Biayanya sendiri, ga termasuk yang dibayarkan ke travel. Dan pas bantu mengurus passport Ibu Bapak ini aku baru tahu kalau sekarang di web nya cuma bisa daftar antrian aja, ga sampai upload dokumen dll. Biayanya masih sama 355ribu. Urusan passport kelar, lanjut ke suntik meningitis.

Suntik meningitis ini bisa dilakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Waktu coba buka web nya https://kespel.kemkes.go.id/ di sana ada form untuk mendaftar online, tapi informasi yang dibutuhkan agak banyak. Karna kata Ustadnya langsung datang ke sana aja, ya udah kita manut. Waktu itu suntiknya tanggal 20 Agustus, 2 hari menjelang Idul Adha, karna jadwalnya udah mepet dan susah ambil cutinya, jadi ambil aja waktu pas ada hari kejepit. Vaksin ini bertahan sekitar 2 tahun, jadi kalau tahun besok ada rejeki lagi dan mau pergi lagi ga perlu suntik lagi. Yang perlu di bawa, fotokopi passport dan pas photo 4x6 1 lembar. Biayanya sekitar 305ribu. Kami ambil di KKP Halim PK. Prosesnya terbilang cepat dan saat itu antri hanya 3 orang. Selesai suntik, kita dapat buku ICV atau biasa disebut buku kuning.

Passport siap, ICV siap, tinggal Visa. Ini bagian travelnya yang mengurus dan biayanya sudah include dengan biaya Umroh. Kami hanya perlu menyiapkan foto dengan latar belakang putih dan full nampak muka.

Persiapan dokumen satu per satu terselesaikan, dan sungguh Maha Besar Allah swt, entah bagaimana dan dari mana, ada saja rejeki mengalir untuk mencukupkan biaya keberangkatan kami. Meski waktunya mepet, dengan persiapan seadanya, semua selesai dan tercukupi tepat pada waktunya.

Fabiayyi 'Aala'i Rabbikuma tukadziban..
Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah yang kamu Dustakan?

Menjelang keberangkatan segala kehectican itu belum juga usai. Struggling membantu tutup buku anggaran di kantor, dengan segala permasalahannya, 18 rincian SPM LS, list kuitansi, panduan-panduan, belum lagi masih ada hutang 3 publikasi yang belum rilis. Ya Allah, rasanya ga akan sanggup deh kalau harus berjuang sendirian. Dan segala perjuangan, kesabaran, semua lelah itu terbayarkan. Siapa lagi yang menguatkan kalau bukan Allah swt?

Lanjut ke part 3 ya :)