Sabtu, 21 Mei 2011

this is what i named a beautiful life :)

Bagiku, hidup ini adalah ‘beautiful life’. Kisah penuh warna yang mengalun bagai melodi, dimana suka dan duka, tangis dan tawa bahagia menyatu dalam sebuah simfoni kehidupan. Skenario terbaik yang mempertemukanku dengan orang-orang teristimewa dengan karakternya masing-masing. Inilah hal terindah yang dianugrahkan oleh Tuhan, untukku.

Dua puluh tahun silam aku dilahirkan.

It’s the beginning of a beautiful life, for me, and my lovely mom and dad..”

Tangisku yang memecah ketegangan di ruang operasi, disambut dengan senyum bahagia. Sepasang tangan memelukku dengan lembut. Tubuhku refleks mengenalinya, ia adalah wanita terhebat yang senantiasa menjagaku dalam kandungannya selama 9 bulan, dan berjuang mempertaruhkan nyawanya demi kelahiranku. Tangisku pun mereda, aku terhanyut dalam hangat peluknya. Perlahan aku mendengar lantunan adzan nan syahdu dibisikkan di telingaku. Ialah ayahku. Lelaki terhebat yang berjuang setiap saat demi memenuhi kebutuhan kami. Berada di sisi keduanya merupakan suatu anugrah kebahagiaan yang tak tergantikan.

Dua setengah tahun kemudian aku mendapat hadiah terindah. Kelahiran adikku menambah kebahagiaan di keluarga kami. Ia tumbuh menggemaskan dengan kulit putih dan mata yang agak sipit. Beberapa kerabat sering menyebutnya ‘boneka jepang’. Hari-hari kami lewati dengan bermain bersama, berbagi kasih sayang dari ayah dan ibu, dan saling menjaga satu sama lain. Tak jarang kami bertengkar oleh hal-hal kecil. Tangis dan keceriaan kami dimasa itu memberi warna tersendiri dalam keluarga kecil kami. Ayah dan ibu tidak memanjakan kami dengan kekayaan. Kami terbiasa hidup dalam kesederhanaan.

It’s a beautiful life when you survive and everything is alright..”

Jarang sekali kami merengek-rengek meminta mainan saat diajak jalan-jalan. Kami lebih suka bermain dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar rumah. Bermain di halaman, bersepeda keliling perumahan, masak-masakan dengan menggunakan tumbuhan, dan kemah-kemahan di kamar adalah favorit kami. Masa kecil kami yang begitu indah senantiasa melekat dalam hati dan jiwa kami.

Waktu yang terus berjalan menjadi saksi atas kisah-kisah indah dalam hidupku dan keluargaku. Detik berganti menit, menit berganti jam, dan hari-hari pun terus berganti. Dua puluh tahun sudah aku menjalaninya. Tak terasa aku telah mencapai semester akhir kuliahku. Skripsi, ujian, dan tugas-tugas menjadi teman sehari-hari. Jam istirahat yang berkurang, deadline yang berkejaran, dan berbagai tekanan menjadi bumbu yang menambah rasa dalam hidupku. Tak jarang aku merasa lelah dan penat. Namun, motivasi yang besar dari orang tuaku dan berbagai usaha yang dilakukan keduanya demi memenuhi kebutuhanku, menjadi pemicu semangatku untuk tetap berjuang. Aku ingin membuat keluargaku bahagia. Rasanya akan sangat membanggakan membayangkan September nanti aku mengenakan toga dan menyaksikan senyum bahagia ayah dan ibuku..Amiiin J. Aku percaya, dengan usaha dan kerja keras, disempurnakan dengan do’a yang mengalun dalam hati di setiap sujud kami, kelak akan berbuah manis bagi kehidupan kami selanjutnya.

“If we believe in something and we just keep on trying, we will survive..

Aku pun percaya, suatu saat nanti kisah dan perjuanganku hari ini akan menjadi kenangan terindah yang tak terlupakan.

Just be thankful to God for what we’ve shared..”

Terima kasih, Ya Allah, telah menganugrahkan segalanya yang terindah dalam hidupku..



*note:
Especially for Maliq & D’essentials’s 9th Anniversary..
aku punya kado spesial buat kalian..
enjoy! semoga kalian suka yaa J